Untuk mendapatkan kualitas blog terbaik, silakan KLIK DISINI


Sabtu, 28 September 2013

budidaya pare

Pare yang bernama latin Momordica charantia merupakan jenis sayuran dari dataran rendah. Pare memiliki rasa yang khas yakni pahit-pahit namun sedap, maka dari itu banyak sekali masyarakat yang menyukainya. Pare sendiri biasanya diolah menjadi tumisan atau sayur. Bentuknya bulat lonjong sebesar mentimun, berwarna hijau pucat maupun kuning, bertektur kulit tidak rata serta berbintil-bintil. Tanaman pare mudah tumbuh dimana-mana. Namun, biasanya area dengan ketinggian 1 – 1.500 meter dpl merupakan daerah yang cocok untuk budidaya pare.

Benih 
Bagi anda yang berminat memulai budidaya pare, entah itu untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah masalah benih pare. Kebutuhan benih per hektarnya adalah 5-7 kg, ini sudah dengan sulaman. Sementara macam-macam pare yang banyak dibudidayakan dan disukai masyarakat diantaranya:
• Pare Gajib
Pare jenis ini kulit buahnya memiliki bintil yang besar, warna buahnya putih agak kekuningan dengan panjang kira-kira 30 – 50 cm serta agak ramping. Untuk berat buahnya sekitar  250-500 gram.
• Pare Hijau / Pare Ayam
Buahnya pendek, kecil, warna buahnya hijau, rasanya pahit, dan bijinya banyak. Pare jenis ini bisa tumbuh serta berbuah tanpa memerlukan adanya perambatan.
• Pare Taiwan
Pare jenis ini asalnya dari Taiwan, bentuk buahnya lonjong, besar dan agak bulat, warna buahnya putih kehijauan, kulitnya tak berbintil, serta rasanya tak terlalu pahit.

Penanaman 
Penanaman pare dilakukan di bagian atas gulatan-gulatan yang memiliki lebar 1,5-2,5 m, sementara panjangnya disesuaikan dengan lahan yang ada. Untuk jarak tanamnya sendiri adalah kira-kira 1 meter. Setelah biji tumbuh dan menampakkan 2-3 daun, selanjutnya berikan ajir (tutus). Untuk rambatan tanamannya, buatlah patok dari bahan bambu.  

Pemeliharaan 
• Penyulaman
Biji pare yang tak tumbuh harus segera disulam supaya tidak tertinggal jauh perkembangannya dari tanaman yang lain. Penyulaman bisa dilakukan dengan menggunakan bibit atau biji.
• Penyiangan
Dikarenakan jarak tanam yang terlalu lebar, pertumbuhan gulma menjadi lebih banyak dan cepat sehingga penyiangan harus secara rutin dilakukan. Penyiangan bisa dilakukan dengan mencabuti gulma serta dilanjutkan pendangiran supaya tanah gembur.

Pemangkasan
Pemangkasan bisa dilakukan 2 kali yakni ketika tanaman berusia 3 minggu supaya tunas bisa tumbuh melebar. Sementara pemangkasan berikutnya dilakukan ketika umur tanaman menginjak 6 minggu dengan cara membuang cabang tua dan yang baru tumbuh, serta cabang rusak dan daun kering.

Pemupukan 
Pupuk kandang diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah berdosis 10-15 ton/hektar, sementara pupuk NPK diaplikasikan sesudah tanaman tumbuh yakni 20 gram per tanaman.

Pembungkusan buah 
Guna melindungi buah pare dari lalat buah, sebaiknya bungkus buah menggunakan plastik tipis, kertas koran, maupun plastik hitam. Proses pembungkusan bisa dilakukan semenjak buah masih berukuran kecil.

Hama serta penyakit
Jarang sekali ditemukan serangan hama dan penyakit pada tanaman pare. Namun ada beberapa hama yang sering ditemukan pada tanaman pare:
• Lembing atau oteng-oteng yang sering menyerang daun pare. Langkah pengendalian hama ini dilakukan dengan menggunakan pestisida. 
• Siput terkadang juga menyerang tanaman di malam hari. Untuk pengendaliannya biasanya diberikan insektisida. 
• Lalat buah terkadang juga menyerang bagian buah, sehingga kualitasnya rendah atau menjadi busuk. Langkah pengendaliannya bisa dilakukan dengan cara membungkus buah dengan plastik atau kertas koran.
• Penyakit embun bulu juga sering ditemukan, penyebabnya adalah jamur jenis Pseudoperonospora Cubenesis. Serangan jamur ini menyebabkan bercak-bercak kuning pada daun. Jika serangan hebat biasanya dapat membuat tanaman mati. Langkah pengendaliannya bisa dilakukan melalui pengaplikasian fungisida.

Panen
Panen pertama bisa dilakukan setelah 2 bulan penanaman. Pare yang enak untuk dikonsumsi adalah yang belum terlalu tua benar dan alur keriput beserta bintil-bintilnya masih nampak agak rapat. Panjang pare jenis Gajib yang cocok dikonsumsi kira-kira 25-30 cm, sementara pare hijau sepanjang 15-20 cm. Pemetikan buah pare dilakukan dengan cara memotong buah pada bagian atas pembungkus menggunakan gunting atau pisau. Usahakan ketika menumpuk buah pare agar tidak terlalu banyak, sebab pare mudah sekali lecet sehingga mempengaruhi kualitas. Begitu juga ketika mengangkut buah usahakan wadah tak menyebabkan banyak guncangan keras. 

Demikianlah informasi singkat seputar tips mudah budidaya pare. Semoga dapat bermanfaat
http://www.carabudidayasukses.com/2013/07/budidaya-pare.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar